Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Master arsitek dari Jepang Kengo Kuma yang baru saja menjadi pembicara dalam seminarnya 17 Juni lalu di Bali, mengakui para arsitek muda Indonesia pintar-pintar.
"Di kantor saya ada pemagang para arsitek dari sekitar 40 negara di dunia termasuk dari Indonesia. Mereka pintar-pintar semua saya suka," paparnya kepada Tribunnews.com minggu lalu.
Salah satu yang bekerja membantu Kuma di kantornya dari adalah wanita dari Indonesia dan kini sudah kembali ke Indonesia.
Kerja keras para arsitek Indonesia dari yang muda dilihatnya sebagai bibit unggul yang perlu dipupuk lebih lanjut sehingga nantinya bisa menjadi arsitek dunia pula.
"Tidak mudah memang menjadi arsitek yang besar dan mungkin perlu banyak pengorbanan," tambahnya.
Upayanya mengerjakan berbagai proyek besarnya di berbagai negara dengan pembentukan tim arsitek dari negara yang bersangkutan selain dirinya yang terjun ke lapanmgan saat merencanakan desain agar lebih smooth nantinya berkat data dan bantuan arsitek lokal setempat.
Sebuah proyek museum seni di Pandawa Bukit Bali juga dilakukannya demikian dengan langsung terjun ke lokasi.
Karya Kuma umumnya banyak menggunakan kayu dan kayu juga akan diambilnya dari Bali dari lokal daerah setempat kalau bisa.
"Sedangkan petugas kayu khusus mungkin akan didatangkan dari Jepang karena ini perlu keahlian khusus untuk menrancang dan memadukan antar kayu satu dengan kayu lain sehingga menjadi bentuk seni yang cantik nantinya. Prakarya itulah dikuasai para ahli kayu Jepang saat ini, terbaik di dunia."