Mereka gunakan ayat Alquran untuk membenarkan tindakan kriminal.
Rabu, 14 Juni 2017 | 12:29 WIB
Oleh : Endah Lismartini, Dinia Adrianjara
Penduduk Kota Marawi, Filipina bagian selatan, terpaksa mengungsi setelah wilayah mereka jadi ajang konflik antara pasukan Filipina dengan kelompok militan setempat yang mendukung jaringan Daulah Isla (Reuters/Erick de Castro)
VIVA.co.id â" Para pemimpin Muslim juga ulama di wilayah Mindanao, Filipina, sepakat untuk aktif memerangi penyebaran ekstremisme Islam di Filipina dengan melibatkan pemangku kepentingan dan pendidikan spiritual.
Pengumuman ini dikeluarkan karena pertempuran yang terus berlanjut di Kota Marawi, antara pasukan pemerintah dan kelompok Maute yang terinspirasi oleh ISIS. Hari ini, krisis Marawi telah memasuki hari ke-23.
"Kami melibatkan semua sektor untuk mengatasi penyebaran ekstremisme dan radikalisme agama di negara ini," kata Abdulmuhmin Alyakanie Mujahid, Dewan Fatwa Mindanao, seperti dikutip Asian Correspondent, Rabu 14 Juni 2017.
Mujahid mengatakan bahwa mereka sekarang secara proaktif melibatkan semua pemangku kepentingan, untuk mengatasi tantangan ekstremisme seperti yang terjadi di Kota Marawi.
"Kelompok ekstremis ini mengutip ayat-ayat Alquran untuk membenarkan tindakan kriminal dan tindakan manusiawi. Kami tidak bisa membiarkan dan mengizinkan hal itu terjadi," ujarnya.
Sementara itu, melalui pengajaran, akan diupayakan penyediaan bahan ajar di institusi pendidikan, sebagai bahan referensi dan melatih guru untuk mengajarkan pencegahan ekstremisme di kalangan pelajar. (one)
Â
BACA ARTIKEL MENARIK LAINNYA
Load More...