Saat itu Dokter Piprim menuliskan : "Mbak @oki_setiana selamat atas kelahiran bayinya. Semoga jadi penyejuk mata. Jgn lupa imunisasi, ga ada vaksin yg mengadung babi"
Menurut Dokter Piprim, sungguh sangat disayangkan apabila artis yang seharusnya bisa mengkampanyekan perubahan ke arah yang lebih baik justru melakukan tindakan yang kurang tepat ini. Sebab, kalau 40 persen dari populasi rakyat Indonesia ini galau dan tidak mau vaksinasi, siap-siap saja wabah yang sempat yang hilang bakal muncul lagi di sekitar kita.
Lebih lanjut Dokter Piprim memberikan mencontohkan kasus difteri yang menimpa Sumatera Barat pada pertengahan 2014. Wabah itu muncul di kala banyak penduduk di sana yang galau akibat "ulah" kelompok antivaksin.
Cakupan imunisasi di Padang sempat menurun drastis pada 2012. Dari 93 persen turun menjadi 35 persen. Setelah berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah, cakupan dan kesadaran masyarakat akan imunisasi naik lagi tapi tidak mencapai 80 persen, kata Piprim.
"Sampai pada akhirnya meletuslah wabah difteri di Padang yang menelan banyak korban pada 2014. Perlu diketahui bahwa cakupan vaksinasi ini harus tinggi, harus 80 persen lebih. Kalau cakupannya menurun, jadi 60 persen saja, wabah itu bisa muncul lagi" papar Dokter Piprim.
Itulah mengapa kalau kelompok antivaksin, misalnya para selebritas ini diikuti oleh orang-orang yang mencapai 40 persen dari populasi rakyat Indonesia, siap tidak siap kita harus menyambut kedatangan wabah itu kembali.
Dokter Piprim menegaskan bahwa vaksinasi tidak bisa digantikan dengan cara apa pun. Termasuk menggunakan tahmit, madu, kurma, herbal, maupun ASI eksklusif yang selama ini dipercayai oleh banyak orang.
Seperti diberitakan sebelumnya, Artis Oki Setiana Dewi sedang mengalami musibah, kedua putrinya Maryam Nusaibah Abdullah dan Khadeejah Faatimah Abdullah terserang penyakit campak. [islamedia]