ZINA BAHAYA, DOSA DAN HUKUMANNYA
Oleh
Al-Ustadz Yazid bin âAbdul Qadir Jawas ØÙظ٠اÙÙÙ
Allâh Azza wa Jalla menyebutkan tentang ciri orang-orang yang bahagia yaitu yang menjaga dirinya dan kehormatannya. Allâh Azza wa Jalla berfirman :
ÙÙدÙ' Ø£ÙÙÙ'ÙÙØ٠اÙÙ'Ù ÙؤÙ'Ù ÙÙÙÙÙÙ﴿١﴾اÙÙ'ÙØ°ÙÙÙÙ ÙÙÙ Ù' ÙÙ٠صÙÙÙاتÙÙÙÙ Ù' Ø®ÙاشÙعÙÙÙÙ﴿٢﴾ÙÙاÙÙ'ÙØ°ÙÙÙÙ ÙÙÙ Ù' عÙÙ٠اÙÙÙ'ÙغÙ'ÙÙ Ù ÙعÙ'رÙضÙÙÙÙ﴿٣﴾ÙÙاÙÙ'ÙØ°ÙÙÙÙ ÙÙÙ Ù' ÙÙÙزÙ'ÙÙÙاة٠ÙÙاعÙÙÙÙÙÙ﴿٤﴾ÙÙاÙÙ'ÙØ°ÙÙÙÙ ÙÙÙ Ù' ÙÙÙÙرÙÙجÙÙÙÙ Ù' ØÙاÙÙظÙÙÙÙ﴿٥﴾إÙÙÙ'Ùا عÙÙÙÙÙ° Ø£ÙزÙ'ÙÙاجÙÙÙÙ Ù' Ø£ÙÙÙ' Ù Ùا Ù ÙÙÙÙÙتÙ' Ø£ÙÙÙ'Ù ÙاÙÙÙÙÙ Ù' ÙÙØ¥ÙÙÙ'ÙÙÙÙ Ù' غÙÙÙ'ر٠٠ÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙ﴿٦﴾ÙÙÙ ÙÙ٠ابÙ'تÙغÙÙÙ° ÙÙرÙاء٠ذÙÙ°ÙÙÙÙ ÙÙØ£ÙÙÙÙٰئÙÙÙ ÙÙ٠٠اÙÙ'عÙادÙÙÙÙ
Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu) orang yang khusyuk dalam shalatnya, dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna, dan orang yang menunaikan zakat, dan orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka tidak tercela. Tetapi barangsiapa mencari di balik itu (zina dan sebagainya), maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.â [Al-Mukminûn/23:1-7]
Dalam ayat ini, Allâh Azza wa Jalla menyebutkan bahwa salah satu tanda orang yang beruntung adalah orang yang dapat menjaga kemaluannya. Maka sebaliknya, orang yang tidak menjaga kemaluannya berarti terjatuh dalam tiga ancaman:
Pertama: Menjadi orang yang tidak beruntung.
Kedua: Menjadi orang yang tercela.
Ketiga: Menjadi orang yang melampaui batas.[1]
Allâh Azza wa Jalla juga berfirman.
ÙÙاÙÙ'ÙØ°ÙÙÙÙ ÙÙÙ Ù' ÙÙÙÙرÙÙجÙÙÙÙ Ù' ØÙاÙÙظÙÙÙ٠﴿٢٩﴾ Ø¥ÙÙÙ'Ùا عÙÙÙÙÙ° Ø£ÙزÙ'ÙÙاجÙÙÙÙ Ù' Ø£ÙÙÙ' Ù Ùا Ù ÙÙÙÙÙتÙ' Ø£ÙÙÙ'Ù ÙاÙÙÙÙÙ Ù' ÙÙØ¥ÙÙÙ'ÙÙÙÙ Ù' غÙÙÙ'ر٠٠ÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙ ï´¿Ù£Ù ï´¾ ÙÙÙ ÙÙ٠ابÙ'تÙغÙÙÙ° ÙÙرÙاء٠ذÙÙ°ÙÙÙÙ ÙÙØ£ÙÙÙÙٰئÙÙÙ ÙÙ٠٠اÙÙ'عÙادÙÙÙÙ
âDan orang-orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki maka sesungguhnya mereka tidak tercela. Maka barangsiapa mencari di luar itu (seperti zina dan homoseks), mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.â [Al-Maâârij/70:29-31]
Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata, âAku tidak mengetahui dosa yang paling besar setelah membunuh manusia melainkan zina.â[2]
Allâh Azza wa Jalla juga menyebutkan bahwa dosa zina ini dikaitkan dengan dosa syirik dan dikaitkan dengan dosa membunuh jiwa serta membawa kepada kejelekan, kerusakan, dan kehinaan di dunia dan akhirat. Allâh Subhanahu wa Taâala berfirman,
ÙÙاÙÙ'ÙØ°ÙÙÙÙ ÙÙا ÙÙدÙ'عÙÙÙÙ Ù Ùع٠اÙÙÙ'ÙÙ٠إÙÙÙÙ°ÙÙا آخÙر٠ÙÙÙÙا ÙÙÙÙ'تÙÙÙÙÙ٠اÙÙÙ'ÙÙÙ'س٠اÙÙ'ÙتÙÙ ØÙرÙ'Ù٠٠اÙÙÙ'ÙÙ٠إÙÙÙ'Ùا بÙاÙÙ'ØÙÙÙ'Ù ÙÙÙÙا ÙÙزÙ'ÙÙÙÙÙ Û ÙÙÙ ÙÙÙ' ÙÙÙÙ'عÙÙÙ' Ø°ÙÙ°ÙÙÙÙ ÙÙÙÙ'Ù٠أÙØ«Ùا٠٠﴿٦٨﴾ÙÙضÙاعÙÙÙ' ÙÙÙ٠اÙÙ'عÙØ°Ùاب٠ÙÙÙÙ'٠٠اÙÙ'ÙÙÙÙا٠ÙØ©Ù ÙÙÙÙØ®Ù'ÙÙدÙ' ÙÙÙÙÙ Ù ÙÙÙاÙÙا﴿٦٩﴾إÙÙÙ'Ùا Ù ÙÙÙ' تÙاب٠ÙÙØ¢Ù ÙÙÙ ÙÙعÙÙ ÙÙ٠عÙÙ ÙÙÙا صÙاÙÙØÙا ÙÙØ£ÙÙÙÙٰئÙÙÙ ÙÙبÙدÙ'ÙÙ٠اÙÙÙ'ÙÙ٠سÙÙÙ'ÙئÙاتÙÙÙÙ Ù' ØÙسÙÙÙØ§ØªÙ Û ÙÙÙÙاÙ٠اÙÙÙ'ÙÙ٠غÙÙÙÙرÙا رÙØÙÙÙ Ùا
âDan orang orang yang tidak mempersekutukan Allâh dengan sembahan lain dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allâh kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina dan barangsiapa melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat hukuman yang berat, (yakni) akan dilipat gandakan adzab untuknya pada hari Kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertaubat, dan beriman dan mengerjakan kebajikan; maka kejahatan mereka diganti oleh Allâh dengan kebaikan. Allâh Maha Pengampun, Maha Penyayang.â [al-Furqân/25: 68-70]
BAHAYA ZINA
Saudaraku sesama Muslim, camkanlah bahwa perbuatan zina sangat besar bahayanya. Di antaranya[3]:
1. Menghilangkan kemaslahatan alam.
2. Maksiat yang melemahkan pengagungan terhadap Allâh .
3. Maksiat yang menyebabkan Allâh mengabaikan hamba-Nya.
4. Maksiat yang mengeluarkan hamba dari wilayah ihsân.
5. Menyebabkan tercampurnya nasab (keturunan).
6. Menyebabkan kehancuran rumah tangga.
7. Membawa kerusakan dunia dan agama si pelaku.
8. Membawa siksa di kuburnya dan diancam masuk Neraka.
9. Banyak kehormatan yang terinjak-injak dan terjadinya kezhaliman.
10. Menyebabkan kefakiran dan rizki tidak barokah.
11. Memendekkan umur.
12. Menghitamkan wajah pelakunya.
13. Mencerai-beraikan hati dan membuat hati menjadi sakit.
14. Mendatangkan kegelisahan, kesedihan, dan ketakutan hati.
15. Menghilangkan kebaikan dan amal taat.
16. Menghilangkan nikmat dan mendatangkan adzab.
17. Memalingkan hati dari istiqâmah.
18. Menjadikan pelakunya berada dalam tawanan setan dan penjara syahwat.
19. Menjatuhkan derajat dan kedudukannya di sisi Allâh dan di sisi makhluk-Nya.
20. Melemahkan fungsi akal.
21. Menghapus keberkahan agama dan dunia.
22. Memutuskan hubungan hamba dengan Rabb-nya.
23. Menyebabkan berbagai makhluk berani mengganggu pelakunya.
24. Maksiat adalah bantuan manusia kepada musuhnya, yaitu setan.
25. Menyebabkan hamba melupakan dan melalaikan diri sendiri dan keluarganya.
26. Menghambat perjalanan hati menuju kepada Allâh .
27. Malaikat-malaikat rahmat akan menjauh darinya.
28. Mendekatkan kepada setan-setan yang terlaknat.
29. Menjerumuskan kepada seburuk-buruk maksiat.
30. Menghilangkan rasa malu.
31. Menghilangkan rasa cemburu.
32. Maksiat penyebab kebinasaan di dunia dan di akhirat.
33. Menyebabkan penyakit Gonorhea (kencing nanah), Siphilis, dan Aids yaitu penyakit yang membuat rusak kemaluan dan tubuhnya. Indikasi fisik penyakit ini ialah munculnya luka bernanah di sekitar kemaluan. Sementara itu, indikasi bagian dalam tubuh ditandai dengan infeksi pada hati, usus, lambung, tenggorokan, paru-paru, dan testis (buah zakar). Belum lagi dampak-dampak yang diakibatkan penyakit ini pada jantung dan saluran pembuluh darah sehingga keduanya dapat menyebabkan kelumpuhan, penebalan saluran pembuluh darah, kebutaan, rasa nyeri pada dada, kondisi fisik yang terus memburuk, kanker lidah, dan terkadang TBC.[4]
Saudaraku Muslim, tumbuhkanlah rasa cemburu di dalam hatimu untuk menjaga diri dari perbuatan-perbuatan dosa dan maksiat.
Saâad bin âUbadah Radhiyallahu anhu berkata, âSekiranya aku melihat seorang pria bersama dengan isteriku, tentu aku akan memenggal lehernya dengan pedang (dengan bagian yang tajam)!â Lalu perkataan ini terdengar oleh Rasûlullâh Shallallahu âalaihi wa sallam. Lantas beliau Shallallahu âalaihi wa sallam bersabda :
Ø£ÙتÙÙعÙ'جÙبÙÙÙ'ÙÙ Ù ÙÙÙ' غÙÙÙ'ÙرÙة٠سÙعÙ'دÙØ ÙÙØ£ÙÙÙÙا Ø£ÙغÙ'ÙÙÙر٠٠ÙÙÙ'ÙÙ Ø ÙÙاÙÙÙ'Ù°ÙÙ٠أÙغÙ'ÙÙÙÙÙر٠٠ÙÙÙ'ÙÙÙÙ'
Apakah kalian heran dengan kecemburuan Saâad ? Sungguh aku ini lebih cemburu dari dia, dan Allâh lebih cemburu dari aku.â[5]
Nabi Shallallahu âalaihi wa sallam juga bersabda :
Ø¥ÙÙÙ'٠اÙÙÙ'Ù°ÙÙÙ ÙÙغÙØ§Ø±Ù Ø ÙÙØ¥ÙÙÙ'٠اÙÙ'ÙÙ ÙؤÙ'Ù ÙÙÙ ÙÙغÙÙØ§Ø±Ù Ø ÙÙغÙÙÙ'ÙرÙة٠اÙÙÙ'Ù°ÙÙ٠أÙÙÙ' ÙÙØ£Ù'تÙÙÙ٠اÙÙ'ÙÙ ÙؤÙ'Ù ÙÙÙ Ù Ùا ØÙرÙ'Ù٠٠عÙÙÙÙÙ'ÙÙ
Sesungguhnya Allâh itu cemburu, dan sesungguhnya seorang Mukmin itu juga cemburu. Dan kecemburuan Allâh itu akan timbul bila seorang hamba melakukan apa yang diharamkan oleh Allâh atasnya.â[6]
Saudaraku Muslim, Allâh Subhanahu wa Taâala dan Rasul-Nya mengaitkan sifat cemburu kepada orang-orang yang beriman, dimana mereka akan merasa cemburu jika melihat hamba Allâh melakukan hal yang diharamkan. Lantas masihkah tersisa rasa cemburu ini di hatimu apabila justru dirimu sendiri yang mengerjakan perbuatan keji ini???
Nabi Shallallahu âalaihi wa sallam pernah berkhutbah dalam shalat gerhana (kusuf), kemudian Nabi Shallallahu âalaihi wa sallam bersabda :
ÙÙا Ø£ÙÙ Ù'ÙØ©Ù Ù ÙÙØÙÙ Ù'Ùد٠! ÙÙاÙÙÙ'Ù°ÙÙÙ Ù ÙÙا Ù ÙÙÙ' Ø£ÙØÙد٠أÙغÙ'ÙÙÙر٠٠ÙÙ٠اÙÙÙ'Ù°ÙÙ٠أÙÙÙ' ÙÙÙزÙ'ÙÙÙÙ٠عÙبÙ'دÙÙ٠أÙÙÙ' تÙÙزÙ'ÙÙÙÙ٠أÙÙ ÙتÙÙÙÙ Ø ÙÙا Ø£ÙÙ Ù'ÙØ©Ù Ù ÙÙØÙÙ Ù'Ùد٠! ÙÙاÙÙÙ'Ù°ÙÙÙ ÙÙÙÙ' تÙÙعÙ'ÙÙÙÙ ÙÙÙ'ÙÙ Ù ÙÙا Ø£ÙعÙ'ÙÙÙ Ù ÙÙضÙØÙÙÙ'ÙتÙÙ Ù' ÙÙÙÙÙÙÙ'ÙÙÙا ÙÙÙÙبÙÙÙÙÙÙ'ÙتÙÙ Ù' ÙÙÙØ«ÙÙÙÙ'ÙرÙا.
Wahai umat Muhammad! Demi Allâh , tidak ada yang lebih cemburu daripada Allâh jika hamba-Nya yang laki-laki atau perempuan melakukan zina. Wahai umat Muhammad! Demi Allâh , sekiranya kalian tahu apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan banyak menangis dan sedikit tertawa.â[7]
Dalam penyebutan dosa besar ini, yaitu zina secara khusus seusai shalat gerhana terdapat suatu rahasia indah yang hanya dapat diketahui dan diamati oleh orang-orang yang mengamatinya secara seksama, yaitu fenomena perbuatan zina merupakan tanda kehancuran alam sekaligus satu tanda-tanda hari Kiamat.
Hal ini sebagaimana disebutkan dalam sabda Nabi Shallallahu âalaihi wa sallam , dari Anas bin Mâlik Radhiyallahu anhu, dia berkata, âSungguh, aku akan menyampaikan suatu hadits yang aku dengar dari Rasûlullâh Shallallahu âalaihi wa sallam dan tidak akan ada orang lain yang mendengar darinya yang akan menyampaikannya kepada kalian,
Ø¥ÙÙÙ'Ù Ù ÙÙÙÙ' Ø£ÙØ´Ù'ÙرÙاط٠اÙسÙ'ÙاعÙÙة٠أÙÙÙ' ÙÙÙرÙ'ÙÙع٠اÙÙ'عÙÙÙ'Ù Ù Ø ÙÙ ÙÙÙظÙ'ÙÙÙر٠اÙÙ'ÙجÙÙÙÙ'ÙÙÙ Ø ÙÙÙÙÙÙ'Ø´ÙÙ٠اÙÙزÙ'ÙÙÙÙÙ Ø ÙÙÙÙÙØ´Ù'ÙرÙب٠اÙÙ'ÙØ®ÙÙÙ Ù'ÙØ±Ù Ø ÙÙÙÙØ°Ù'ÙÙب٠اÙÙرÙ'ÙجÙاÙÙ Ø ÙÙتÙبÙ'ÙÙ٠اÙÙÙ'ÙÙسÙØ§Ø¡Ù Ø ØÙتÙ'ÙÙ ÙÙÙÙÙÙÙ'ÙÙ ÙÙÙØ®ÙÙ Ù'سÙÙÙ'ÙÙ٠ا٠Ù'ÙرÙØ£ÙØ©Ù ÙÙÙÙÙ'ÙÙÙ Ù ÙÙاØÙدÙ.
Di antara tanda-tanda hari Kiamat adalah hilangnya ilmu, tampaknya kebodohan, banyak diminumnya khamr, maraknya (banyaknya) perzinaan, perginya (sedikitnya) pria, dan tersisa (banyaknya) wanita. Sampai-sampai, lima puluh orang wanita diurus oleh seorang pria.[8]
TINGKATAN DOSA ZINA
Perbuatan zina adalah dosa besar, dan dosa besar zina bertingkat-tingkat sesuai dengan kerusakannya:
1. Seseorang yang berzina dengan banyak orang lebih bobrok (rusak) dan lebih besar dosanya daripada yang berzina dengan satu orang saja.
2. Seseorang yang berzina terang-terangan lebih bobrok (rusak) dan lebih besar dosanya daripada yang berzina secara sembunyi-sembunyi.
3. Seseorang yang berzina dengan wanita yang bersuami lebih bobrok (rusak) dan lebih besar dosanya daripada yang berzina dengan wanita yang tidak bersuami; Karena dalam perbuatan tersebut terdapat kezhaliman, permusuhan dan merusakan istri orang.
4. Seseorang yang berzina dengan istri tetangga lebih bobrok (rusak) dan lebih besar dosanya daripada orang yang berzina dengan selain tetangga; karena itu menimbulkan gangguan terhadap tetangga dan penyimpangan terhadap wasiat Allâh dan Rasul-Nya.
Abdullâh bin Masâûd Radhiyallahu anhu berkata :
سÙØ£ÙÙÙ'ت٠رÙسÙÙÙ'Ù٠اÙÙÙÙ n : Ø£ÙÙÙ'٠اÙØ°Ù'ÙÙÙ'ب٠أÙعÙ'ظÙÙÙ Ù Ø ÙÙاÙÙ : Ø£ÙÙÙ' تÙÙجÙ'عÙÙÙ ÙÙÙÙ'Ù°ÙÙÙ ÙÙÙدÙ'Ùا ÙÙÙÙÙÙ Ø®ÙÙÙÙÙÙÙ Ø ÙÙاÙÙ : ÙÙÙÙ'ت٠ÙÙÙÙ : Ø¥ÙÙÙ'Ù Ø°ÙÙÙÙÙ ÙÙعÙظÙÙÙ'Ù Ù. ÙÙاÙÙ : ÙÙÙÙ'ت٠: Ø«ÙÙ Ù'٠أÙÙÙ'Ù Ø ÙÙاÙÙ: Ø£ÙÙÙ' تÙÙÙÙ'ÙتÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙدÙÙÙ Ù ÙØ®ÙاÙÙة٠أÙÙÙ' ÙÙÙØ·Ù'عÙÙÙ Ù Ù ÙعÙÙÙ. ÙÙاÙÙ : ÙÙÙÙ'تÙ: Ø«ÙÙ Ù'٠أÙÙÙ'Ù Ø ÙÙاÙÙ : Ø£ÙÙÙ' تÙÙزÙاÙÙÙÙÙ ØÙÙÙÙÙÙÙ'ÙÙÙÙة٠جÙارÙÙÙ
Aku bertanya kepada Rasûlullâh Shallallahu âalaihi wa sallam , âDosa apakah yang paling besar?â Beliau Shallallahu âalaihi wa sallam menjawab, âEngkau menyekutukan Allâh padahal Dia-lah yang telah menciptakanmu.â Aku katakan kepada beliau, âItu dosa yang sangat besar.â Kemudian aku bertanya kembali, âKemudian dosa apa lagi?â Beliau Shallallahu âalaihi wa sallam menjawab, âEngkau membunuh anakmu karena takut ia makan bersamamu.â Aku bertanya kembali, âKemudian dosa apa lagi?â Beliau Shallallahu âalaihi wa sallam menjawab, âEngkau berzina dengan istri tetanggamu.â[9]
Rasûlullâh Shallallahu âalaihi wa sallam juga bersabda :
ÙÙØ£ÙÙÙ' ÙÙزÙ'ÙÙÙÙ٠اÙرÙ'ÙجÙÙ٠بÙعÙØ´Ù'ÙرÙØ©Ù ÙÙسÙ'ÙÙة٠أÙÙÙ'سÙر٠عÙÙÙÙÙ'ÙÙÙ Ù ÙÙÙ' Ø£ÙÙÙ' ÙÙÙزÙ'ÙÙÙÙ٠بÙا٠Ù'رÙØ£Ùة٠جÙارÙÙÙ
Sekiranya seorang laki-laki berzina dengan sepuluh orang wanita itu lebih ringan daripada ia berzina dengan istri tetangganya[10]
5. Seorang yang berzina dengan istri mujâhid (orang yang berjihad) di jalan Allâh lebih bobrok (rusak dan lebih besar dosanya) daripada yang berzina dengan wanita lainnya; Karena pada hari kiamat nanti akan dikatakan kepada si mujâhid, âAmbillah dari kebaikan pezina itu sesuka hatimu!â[11]
6. Seseorang yang berzina dengan mahramnya (seperti ibunya, kakak perempuan, adik perempuan) lebih jahat, lebih bobrok (rusak dan lebih besar dosanya) daripada yang berzina dengan selainnya.
Hukuman bagi orang yang berzina dengan mahramnya, menurut Imam Ibnul Qayyim rahimahullah adalah dibunuh. Beliau rahimahullah berkata, âJika perbuatan keji itu dilakukan dengan orang yang masih memiliki hubungan kekeluargaan dari para mahramnya, itu adalah perbuatan yang sangat membinasakan. Dan wajib dibunuh pelakunya bagaimana pun keadaannya. Ini adalah pendapat Imam Ahmad dan yang selainnya.â[12]
Imam Ahmad berdalil dengan beberapa hadits, di antaranya dari Baraâ bin Azib Radhiyallahu anhu , ia berkata, âAku bertemu dengan pamanku dan ia membawa bendera, lalu aku berkata, âMau kemana engkau wahai paman ?â Dia berkata, âAku diutus oleh Rasûlullâh Shallallahu âalaihi wa sallam untuk memenggal leher seorang laki-laki dan mengambil hartanya yang telah berzina dengan istri bapaknya (ibu tiri).â [13]
Dosa zina juga bertingkat-tingkat sesuai dengan waktu, tempat, dan kondisi :
1. Orang yang berzina pada malam atau siang bulan Ramadhân lebih besar dosanya daripada yang berzina pada selain waktu tersebut.
2. Orang yang berzina di tempat-tempat yang mulia dan utama lebih besar dosanya daripada yang berzina di selain tempat-tempat tersebut.
Pelaku zina juga bertingkat-tingkat:
1. Seorang yang sudah menikah lebih jelek (buruk) dan lebih besar dosanya daripada yang belum menikah.
2. Orang yang sudah tua lebih jelek dan lebih besar dosanya daripada pemuda.
3. Orang yang alim (orang yang yang berilmu/guru) lebih jelek (buruk) dan lebih besar dosanya daripada orang yang bodoh.
4. Thâlibul ilmi (Penuntut ilmu) lebih jelek (buruk) dan lebih besar dosanya daripada orang awam.
5. Orang yang mampu (kaya) lebih jelek (buruk) lebih besar dosanya dari orang yang fakir dan lemah.[14]
HUKUMAN BAGI ORANG YANG MELAKUKAN ZINA
Hukuman Di dunia
1. Hukuman Bagi Orang Yang Berzina Dan Ia Belum Pernah Menikah:
Allâh Azza wa Jalla berfirman :
اÙزÙ'ÙاÙÙÙÙØ©Ù ÙÙاÙزÙ'ÙاÙÙÙ ÙÙاجÙ'ÙÙدÙÙا ÙÙÙÙ'Ù ÙÙاØÙد٠٠ÙÙÙ'ÙÙÙ Ùا Ù ÙائÙة٠جÙÙÙ'دÙØ©Ù Û ÙÙÙÙا تÙØ£Ù'Ø®ÙØ°Ù'ÙÙÙ Ù' بÙÙÙÙ Ùا رÙØ£Ù'ÙÙØ©Ù ÙÙ٠دÙÙÙ٠اÙÙÙ'ÙÙ٠إÙÙÙ' ÙÙÙÙ'تÙÙ Ù' تÙؤÙ'Ù ÙÙÙÙÙ٠بÙاÙÙÙ'ÙÙÙ ÙÙاÙÙ'ÙÙÙÙ'٠٠اÙÙ'آخÙØ±Ù Û ÙÙÙÙ'ÙÙØ´Ù'ÙÙدÙ' عÙØ°ÙابÙÙÙÙ Ùا Ø·ÙائÙÙÙØ©Ù Ù ÙÙ٠اÙÙ'Ù ÙؤÙ'Ù ÙÙÙÙÙ٠﴿٢﴾ اÙزÙ'ÙاÙÙÙ ÙÙا ÙÙÙÙ'ÙÙØ٠إÙÙÙ'Ùا زÙاÙÙÙÙة٠أÙÙÙ' Ù ÙØ´Ù'رÙÙÙØ©Ù ÙÙاÙزÙ'ÙاÙÙÙÙØ©Ù ÙÙا ÙÙÙÙ'ÙÙØÙÙÙا Ø¥ÙÙÙ'Ùا زÙاÙ٠أÙÙÙ' Ù ÙØ´Ù'رÙÙÙ Û ÙÙØÙرÙ'ÙÙ Ù Ø°ÙÙ°ÙÙÙ٠عÙÙÙ٠اÙÙ'Ù ÙؤÙ'Ù ÙÙÙÙÙÙ
Pezina perempuan dan pezina laki-laki, deralah masing-masing dari keduanya seratus kali, dan janganlah rasa belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama (hukum) Allâh , jika kamu beriman kepada Allâh dan hari kemudian; dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sebagian orang-orang yang beriman. Pezina laki-laki tidak boleh menikah kecuali dengan pezina perempuan, atau dengan perempuan musyrik; dan pezina perempuan tidak boleh menikah kecuali dengan pezina laki-laki atau dengan laki-laki musyrik; dan yang demikian itu diharamkan bagi orang-orang mukmin.â [An-Nûr/24:2-3]
Islam adalah agama hanîf, agama tauhid, agama yang bersih dari syirik, agama yang bersih dan menjaga kehormatan manusia. Agama Islam adalah agama yang adil dan memandang perbuatan zina sebagai perbuatan kotor, jorok, menjijikkan, sangat memalukan, merusak kehormatan dan nasab. Oleh karena itu, Islam menjatuhkan sanksi yang sangat berat bagi pelakunya, sebagaimana disebutkan dalam ayat di atas dan hadits-hadits shahih, sebagai berikut:
1. Berhak mendapatkan murka Allâh Subhanahu wa Taâala .
2. Berhak mendapatkan hukuman yang berat.
3. Berhak mendapat cambukan sebanyak seratus kali.
4. Tidak boleh berbelas kasihan kepada pelaku zina.
5. Harus diasingkan selama setahun.
6. Hanya boleh menikah dengan pezina atau orang yang musyrik.
7. Pezina haram dinikahkan dengan seorang mukmin.
8. Berhak mendapatkan ancaman dengan dilipatgandakan adzab dan terhina pada hari Kiamat.
Hukuman Bagi Pezina Yang Telah Menikah:
Apabila pezina tersebut adalah orang yang sudah menikah, baik duda atau janda, maka hukumannya adalah hukuman rajam (dilempari batu sampai mati).
Dari âUbâdah bin ash-Shâmit Radhiyallahu anhu bahwa Nabi Shallallahu âalaihi wa sallam bersabda :
Ø®ÙØ°ÙÙÙ'ا عÙÙÙ'ÙÙÙÙ' Ø Ø®ÙØ°ÙÙÙ'ا عÙÙÙ'ÙÙÙÙ' Ø ÙÙÙدÙ' جÙعÙÙÙ٠اÙÙÙ'Ù°ÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙÙ'٠سÙبÙÙÙÙ'ÙÙÙا : اÙÙÙ'بÙÙÙ'Ùر٠بÙاÙÙ'بÙÙÙ'ر٠جÙÙÙÙ'Ùد٠٠ÙائÙÙØ©Ù ÙÙÙÙÙÙÙ'Ù٠سÙÙÙÙØ©Ù Ø Ù٠اÙØ«Ù'ÙÙÙÙ'ÙÙب٠بÙاÙØ«Ù'ÙÙÙÙ'ÙÙب٠جÙÙÙ'Ùد٠٠ÙائÙÙØ©Ù ÙÙاÙÙرÙ'ÙجÙ'Ù Ù.
Ambillah dariku, ambillah dariku. Allâh telah menetapkan ketentuan bagi mereka; Perjaka yang berzina dengan perawan (hukumannya) dicambuk seratus kali dan dibuang selama setahun, dan laki-laki yang sudah pernah menikah (yang berzina) dengan perempuan yang sudah pernah menikah (hukumannya) adalah dicambuk seratus kali dan dirajam.[16]
Hukuman rajam adalah hukuman bagi orang yang berzina, dimana ia dibenamkan ke dalam tanah sampai sebatas dadanya , kemudian dilempari dengan batu beramai-ramai sampai mati !
Hukuman Di Akhirat
Dari Samurah bin Jundab Radhiyallahu anhu yang mengisahkan tentang mimpi Nabi Shallallahu âalaihi wa sallam , bahwa Nabi Shallallahu âalaihi wa sallam bersabda :
â¦ÙÙاÙÙ'Ø·ÙÙÙÙÙÙÙ'ÙÙÙا ÙÙØ£ÙتÙÙÙÙ'ÙÙÙÙا عÙÙÙÙÙ Ù ÙØ«Ù'Ù٠اÙتÙ'ÙÙÙÙ'ÙÙÙ'Ø±Ù Ø ÙÙاÙÙ: ÙÙØ£ÙØÙ'سÙب٠أÙÙÙ'ÙÙÙÙ ÙÙاÙÙ ÙÙÙÙÙÙÙ'ÙÙ: ÙÙØ¥ÙØ°Ùا ÙÙÙÙÙ'ÙÙÙ ÙÙغÙØ·Ù ÙÙØ£ÙصÙ'ÙÙاتÙ. ÙÙاÙÙ: ÙÙاطÙ'ÙÙÙÙعÙ'ÙÙا ÙÙÙÙ'ÙÙ ÙÙØ¥ÙØ°Ùا ÙÙÙÙÙ'ÙÙ٠رÙجÙاÙÙ ÙÙÙÙسÙاء٠عÙÙرÙØ§Ø©Ù Ø ÙÙØ¥ÙØ°Ùا ÙÙÙ Ù' ÙÙØ£Ù'تÙÙÙÙ'ÙÙÙ Ù' ÙÙÙÙÙب٠٠ÙÙÙ' Ø£ÙسÙ'ÙÙÙÙ Ù ÙÙÙ'ÙÙÙÙ Ù' Ø ÙÙØ¥ÙØ°Ùا Ø£ÙتÙÙاÙÙÙ Ù' ذٰÙÙÙ٠اÙÙÙ'ÙÙÙب٠ضÙÙÙ'ضÙÙÙ'ا. ÙÙاÙÙ: ÙÙÙÙ'ت٠ÙÙÙÙÙÙ ÙÙا-Ø£ÙÙÙ' اÙÙ'ÙÙ ÙÙÙÙÙÙÙÙ'ÙÙÙ-: Ù Ùا ÙÙÙ°ÙؤÙÙÙاءÙâ¦Ø ÙÙاÙÙا: ÙÙØ£ÙÙ Ù'Ùا اÙÙÙرÙ'جÙاÙÙ ÙÙاÙÙÙ'ÙÙسÙاء٠اÙÙ'عÙÙرÙاة٠اÙÙ'ÙØ°ÙÙÙ'ÙÙ ÙÙÙÙÙ' Ù ÙÙØ«Ù'ÙÙ٠بÙÙÙÙاء٠اÙتÙ'ÙÙÙÙ'ÙÙÙÙ'Ø±Ù Ø ÙÙÙÙÙ٠٠اÙزÙ'ÙÙÙÙاة٠ÙÙاÙزÙ'ÙÙÙاÙÙÙÙÙ'.
⦠Lalu kami (Nabi dan malaikat yang menemani beliau Shallallahu âalaihi wa sallam ) pergi kemudian mendatangi suatu tempat mirip pembakaran (tungku). Dia (perawi) berkata : Aku kira Nabi Shallallahu âalaihi wa sallam mengatakan, âTernyata di dalamnya terdengar suara gaduh dan teriakan.â Beliau Shallallahu âalaihi wa sallam bersabda, âMaka kami melihat di dalamnya terdapat kaum laki-laki dan wanita yang telanjang. Tiba-tiba datang api yang menyala-nyala dari bawah mereka, ketika api itu mendatangi mereka maka mereka berteriak-teriak.â Beliau bersabda, âAku berkata kepada keduanya (dua malaikat), âSiapa mereka ituâ¦?â Keduanya berkata, âAdapun kaum laki-laki dan wanita yang telanjang yang berada dalam tungku itu, mereka adalah para pezina.ââ[18]
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Nabi Shallallahu âalaihi wa sallam bersabda :
Ø«ÙÙÙÙاثÙØ©Ù ÙÙا ÙÙÙÙÙÙÙÙ'ÙÙÙ ÙÙÙÙ٠٠اÙÙÙ'Ù°ÙÙÙ ÙÙÙÙ'٠٠اÙÙ'ÙÙÙÙÙÙا٠ÙÙØ©Ù ÙÙÙÙا ÙÙÙزÙÙÙ'ÙÙÙÙ'ÙÙÙ Ù' (ÙÙÙÙا ÙÙÙÙÙ'ÙظÙÙر٠إÙÙÙÙÙ'ÙÙÙ Ù') ÙÙÙÙÙÙÙÙ Ù' عÙÙØ°Ùاب٠أÙÙÙÙÙÙ'Ù Ù: Ø´ÙÙÙ'خ٠زÙاÙÙØ ÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙÙØ°Ù'ÙØ§Ø¨Ù Ø ÙÙعÙائÙÙÙÙ Ù ÙسÙ'تÙÙÙÙ'بÙÙرÙ.
Ada tiga golongan manusia yang pada hari Kiamat kelak, Allâh tidak akan berbicara kepada mereka, tidak akan mensucikan mereka (tidak akan memandang mereka), dan mereka mendapatkan siksa yang pedih, yaitu orang lanjut usia yang berzina, raja (penguasa) yang pendusta, dan orang miskin yang sombong.[19]
Itulah hukuman berat yang akan diterima oleh pezina di akhirat.
Semoga naskah singkat ini bisa mengingatkan kita terhadap besarnya resiko dan beratnya hukuman yang harus diterima oleh pelakunya. Semoga Allah k senantiasa memberikan taufiq-Nya kepada kita semua dan senantiasa menjaga kita dari perbuatan-perbuatan dosa.
Dalam hadits lain, Nabi Shallallahu âalaihi wa sallam bersabda :
Ù ÙÙÙ' Ø£ÙصÙاب٠ذÙÙÙ'بÙا Ø£ÙÙÙÙÙ'٠٠عÙÙÙÙÙ'ÙÙ ØÙدÙ'Ù Ø°ÙÙÙ٠اÙØ°Ù'ÙÙÙ'Ø¨Ù Ø ÙÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙ'ÙارÙتÙÙÙÙ.
Barangsiapa yang melakukan suatu dosa lalu ditegakkan atasnya hukuman atas dosa tersebut, maka hukuman itu merupakan kaffarat (penebus dosa) baginya.â [20]
Jadi, hukuman hadd yang ditegakkan secara syarâi oleh ulil amri (pemerintah) adalah sebagai penghapus dosa tersebut. Namun apabila hukuman hadd tersebut tidak dilaksanakan, maka hukumannya di akhirat tergantung kehendak Allâh, jika Allâh berkehendak maka Allâh akan mengampuninya, dan jika Allâh kehendaki maka Allâh mengadzabnya (menyiksanya). Wallaahul Mustaâaan.
Sumber:Â https://almanhaj.or.id/4280-zina-bahaya-dosa-dan-hukumnya.html
loading...